Ahad, 21 Mac 2010

AMALAN AHLI SYURGA


Ketika membaca suatu kisah di jaman Rasulullah terasa nikmat akan agama Islam ini begitu besar. Dengan amalan yang ringan tetapi belum tentu semua orang bisa melaksanakannya, sahabat tersebut digolongkan sebagai ahli Surga. Bahkan pernyataan tersebut langsung keluar dari mulut Rasulullah sendiri, subhanallah…. Berikut beberapa petikan kisah tersebut.
“Ketika dalam sebuah majelis, datanglah seorang lelaki menenteng sandal dengan tubuh yang terbasahi wudhu, kemudian duduk mendengarkan tausiyah dari Rasulullah. Setelah majelis selesai dan lelaki itu pergi, maka Rasulullah menyampaikan sesuatu kepada para sahabat, ‘ketahuilah bahwa lelaki itu adalah ahli surga’. Mendengar perkataan Rasulullah seperti itu, salah seorang sahabat ada yang penasaran. Maka dia mendatangi lelaki itu dan meminta izin untuk menginap beberapa hari dirumahnya. Setelah beberapa hari sahabat ini menginap, tambah terheranlah dia melihat bahwa lelaki itu tidak mempunyai amalan yang
istimewa. Maka setelah beberapa hari berlarut tetapi keadaaan lelaki itu masih tetap juga, maka sahabat bertanya, “Rasulullah pernah bilang kepada kami bahwa engkau adalah ahli surga, tetapi selama saya bermalam beberapa hari disini tidak ku liat satu amalan pun yang istimewa dari mu. Sebenarnya amalan apa yang menjadikanmu menjadi ahli surga?”. Mendengar kata-kata sahabat ini, lelaki itu pun seketika menangis karena mendapat jaminan surga langsung dari Rasulullah, sedangkan ia menyadari bahwa dirinya tak luput dari dosa. Dan kemudian lelaki balik berbicara “Jadi karena itu engkau bermalam berhari-hari dirumahku wahai sahabat?Sesungguhnya ibadahku setiap hari sama dengan apa yang engkau lihat selama engkau bermalam di rumahku, tetapi aku berupaya mengihlaskan/memaafkan segala perbuatan jahat orang lain kepadaku sebelum aku tidur”.
Para pembaca blog saya, betapa indah kisah diatas, lelali tersebut telah mampu menerangkan cahaya iman dengan senantiasa mengihlaskan kesalahan dan memaafkan orang lain yang tentunya hal ini sangatlah sulit untuk dilakukan, entah masih ada sedikit dendam ataupun masih ada sedikit rasa marah di hati ini jika ada orang lain melakukan kesalahan ke qt. Tetapi lelaki ini berbeda…. Akankah kita bisa melakukannya?Ato bisa melakukannya tetapi masih ada rasa sedikit marah, dendam atau rasa yang lain di diri qt?
Categories: Catetan, Renungan